A.
Pendahuluan
Pendidikan
merupakan salah satu kompenen penting dan sangat strategis dalam menciptakan
sebuah peradaban bangsa yang
cerdas,mampu bersaing baik di tingkat global maupun international. Perbincangan
mengenai pendidikan , maka tidak akan terlepas dari sebuah institusi yang
bertugas untuk melaksanakan pendidikan formal
yaitu sekolah.
Dimana
sekolah merupakan tempat melaksanakan pendidikan, tempat untuk
mengimplementasikan UU, peraturan-perauran yang berhubungan dengan pendidikan,
meski tak bisa dipungkiri peran masyarakatpun sangat diharapkan untuk ikut
menciptakan kondisi pendidikan yang aman dan menyenangkan bagi anak didik.
B.
Alasan
Pengembangan Kurikulum
Persepsi
Masyarakat dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah
program yang dicanangkan pemerintah, ketika masyarakat memandang kurikulum yang
ada saat ini :
• Terlalu
menitikberatkan pada aspek kognitif
• Beban siswa terlalu berat
•
Kurang
bermuatan karakter
Maka sudah selayaknya
pemerintahpun mengevaluasi kurikulum
yang sudah ada, apakah bisa dilanjutkan atau harus diganti dengan kurikulum
terbaru yang sesuai dengan tuntutan
zaman mengingat pendidikan itu selalu dinamis.
Selama ini substansi kurikulum
secara teoritis saja (content) , muatan kurikulum lebih banyak menekankan pada
nilai keilmuan teoritis dan budaya bangsa yang tertuang secara eksplisit.
Akibatmya setelah menamatkan jenjang pendidikannya peserta didik belum bisa
memanfaatkan pengetahuan yang ia peroleh dalam dunia empiris. Lulusan lembaga
pendidikan kita memiliki karakter yang tidak sejalan dengan kompetensi yang diharapkan di pasar global.
Oleh karena itu pengembangan kurikulum dari waktu kewaktu akan selalu
dibutuhkan agar mampu mempersiapakan generasi bangsa yang mempunyai ketrampilan
dan dapat bersaing dalam pasar global.
Memperhatikan begitu beratnya
tantangan masa depan dimana kompetensi-kompetensi tertentu harus dikuasai oleh
seorang peserta didik diantaranya :
• Kemampuan berkomunikasi
• Kemampuan berpikir jernih dan kritis
• Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
• Kemampuan menjadi warga negara yang efektif
• Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda
• Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
• Memiliki minat luas mengenai hidup
• Memiliki kesiapan untuk bekerjar
•
Memiliki
kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
Maka sangat
perlu untuk merubah paradigma pendidikan
dari paradigma lama yang berorientasi
pada “apa yang seharusnya
dipelajari dan dipikirkan oleh peserta didik” ke paradigma baru dengan prioritas utama yang
harus diajarakan kepada peserta didik adalah :
ü Learning
how to learn yaitu: bagaimana peserta didik harus belajar
ü Lerning
how to think yaitu: bagaimana peserta didik menggunakan pikiran serta peralatan
mental untuk belajar
ü dan
learning how to do yaitu: bagaimana peserta didik dapat berkarya selesai menempuh
pendidikan.
Artiya, belajar bukan hanya sekedar mengetahui
jawaban, bukan pula sebuah pengetahuan yang bersifat umum belajar merupaka suatu
petualangan yang menarik sepanjang hayat, yang tidak pernah berakhir dalam
penjelajahan untuk menciptakan pemahaman dan karya untuk diri sendiri dan orang
lain.
Banyak yang
memberikan pandangan, bahwa fenomena negatif yang banyak terjadi seperti tawuran massa, kecanduan narkoba,
kecurangan, korupsi, plagiarisme, dan gejolak masyarakat ( social unrest)
merupakan akibat dari kurikulum sebelumnya yang sama sekali belum menyentuh
karakter baik sebagai anak bangsa.
Oleh karena itu
kurikulum pendidikan harus selalu menyesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Pengembangan kurikulum adalah sebuah keniscayaan, sesuatu yang harus dilakukan untuk menemukan formula-formula yang
tepat dalam membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan global dan
international.
C.
Gambaran tentang
Kurikulum Baru
Pada kurikulum 2013, titik tekan dalam pembelajaran
yang mengedepankan pengalaman personal melalui Mengamati (menyimak, melihat,
membaca, mendengar), Menanya, Menalar, Mencoba,
Mengkomunikasikan. Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013
dapat digambarkan sebagai berikut :
ü Pembelajaran
diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber
observasi, bukan diberi tahu
ü Pembelajaran
diarahkan untuk mampu merumuskan masalah [menanya], bukan hanya menyelesaikan masalah [menjawab]
ü Pembelajaran
diarahkan untuk melatih berfikir analitis [pengambilan keputusan] bukan
berfikir mekanistis [rutin]
ü Pembelajaran
menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah
Oleh
karena itu untuk pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar dirancanglah
pembelajaran yang bersifat Tematik, agar lebih focus pada penguasaan dan
ketrampilan yang dimiliki oleh siswa, di mana selama ini dari hasil kurikulum
sebelumnya siswa banyak tahu, tetapi hanya sedikit-sedikit. Diharapkan pada
kurikulum 2013 siswa mengetahui bahkan menguasai satu materi pembelajaran yang
terbingkai dalam satu tema yang cukup menarik bagi siswa. Berikut ini beberapa
usulan rancangan struktur kurikulum
untuk tingkat SD:
NO Komponen
Rancangan_______________________________
1.
Berbasis Tematik integrative sampai
kelas VI
2.
Menggunakan kompetensi lulusan untuk
merumuskan kompetensi inti pada tiap kelas
3.
Menggunakan pendekatan sains dalam
proses pembelajaran
4.
Menggunakan IPS dan IPA sebagai materi
pembahasan pada semua mata pelajaran
5.
Meminimumkan jumlah mata pelajaran, dari
10 pelajaran menjadi 6 melalui pengintegrasian
6.
Menempatkan IPA dan IPS pada posisi
sewajarnya bagi anak SD yaitu bukan sebagai disiplin ilmu melainkan sebagai
sumber kompetensi
7.
Menambah 4 jam pelajaran per minggiu
akibat perubahan proses pembelajaran dan
penilaian_______________________________________________________________
Dari kurikulum 2013 inilah diharapkan, Kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang:
Produktif, Kreatif, Inovatif,
Afektif melalui penguatan
Sikap, Keterampilan, dan
Pengetahuan yang terintegrasi
D.
Saran terhadap
Rencana Pengembangan Kurikulum 20 13 berdasarkan prinsip-prinsip
Filsafat Ilmu dan pengalaman Penulis
Ujung tombak
sebuah rancangan kurikulum adalah sekolah dan guru, sebagus apapun rancangan
kurikulumnya tapi dalam implementasi di lapangan terkendala oleh kemampuan guru
dan sekolah yang sangat minim maka tujuan ideal dari kurikulum itu tak akan
tercapai. Oleh karena itu mempersiapkan para guru untuk benar-benar bisa
melaksanakan kurikulum ini di lapangan sangatlah perlu, karena di tangan
gurulah para peserta didik ini akan dilatih untuk memenuhi tantangan global dan
international. Menurut Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what
can we learn from research?:
Guru
dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui:
ü tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu
yang benar [banyak/semua jawaban benar],
ü mentolerir jawaban yang nyeleneh,
ü menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
ü memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk
menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki
interpretasi sendiri terkait dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya
ü memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang
spontan/ekspresif
Penulis
berpendapat berdasarkan pengalaman di lapangan, penggantian kurikulum KTSP
menjadi kurikulum 2013 belum sepenuhnya disiapkan secara maksimal, terkesan
sekali pergantian kurikulum yang dipaksakan, Karena begitu banyaknya
perangkat-perangkat yang dibutuhkan belum betul-betul siap, seperti contoh
penilaian/evaluasi dalam bentuk raport belum ada, buku-buku paket pendukung
belum bisa dikatakan cukup, yang paling utama adalah kesiapan tenaga guru yang
sudah terlatih.
Dalam filsafat ilmu kebenaran dapat diukur dengan menggunakan tiga teori yaitu teori koherensi
atau konsistensi, teori korespondensi, dan teori pragmatis. Maka untuk mengukur
kebenaran terhadap penerapan kurikulum 2013 ini dapat menggun akan Teori pragmatis/empiris mempergunakan pengumpulan fakta-
fakta yang mendukung suatu pernyataan tertentu. Teori ini mengukur kebenaran
dengan kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Di mana setelah kurikulum ini
diterapkan berdasarkan pengalaman para pelaksana baik di tingkat implementasi
ataupun teori dapat diketahui kebenaran
nya meski tidaklah mutlak.
E. Penutup
Demikianlah makalah tentang
pengembangan kurikulum ini dibuat, tentu masih terdapat banyak
kekurangann. Semoga penulisan ini dapat memberi gambaran tentang
pengembangan kurikulum sekolah 2013.
REFEREN SI
Dr.
Mukhtar, M.Pd. dkk. Pendidikan Anak
Bangsa Pendidikan Untuk semua. Pt Nimas Multima, Jakarta. 2002
Paparan
Mendikbud Uji Publik Kurikulum 2013 , KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
, Desember 2012.
Jujun S. Suria Sumantri, Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer ,



