“KENAPA HARI GURU DIPERINGATI ?...”
Mari
kita simak bersama syair syair lagu di bawah ini.
“Guru bagai pelita
penerang dalam
gulita..
jasamu tiadaa
taraa”…..
“Terpujilah
wahai engkau ibu bapak guru.. namamu akan selalu hidup dalam sanubariku…semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku, sbagai prasasti
terima kasihku tuk pengabdianmu.. engkau bagai pelita dalam kegelapan, engkau
laksana embun penyejuk dalam kehausan…. Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa
tanda jasa…
“Terima
kasihku kuucapkan, pada guruku yang tulus, ilmu yang berguna selalu dilimpahkan
untuk bekalku nanti…. Setiap hariku dibimbingnyaa agar tumbuhlah bakatku, kan
kuingat selalu nasehat guruku terima kasihku guruku…
Beberapa
syair di atas sangat akrab dengan pendengaran kita, karena begitu seringnya
kita mendengarkan syair syair itu diucapakan, terutama pada saat saat akhir
tahun ajaran atau pada acara perpisahan dan penglepasan. Bahkan rasanya makna
dari syair itu akan selalu hidup dalam diri kita ketika kita nyanyikan, tak
pernah mati. Mungkin semuanyan karena jasa guru yang kita dapatkan sampai saat
ini yang mengantarkan kita menjadi pribadi pribadi yang bermanfaat bagi orang
di sekitar kita.
Jika
kita cermati dengan seksama bait bait lagu di atas tergambar dengan jelas,
gambaran sosok seorang guru. Guru bagaikan pelita dalam kegelapan dan guru
bagaikan penuyejuk dalam kehausan, terlepas dari guru adalah manusia biasa dan
bukan pula insan yang sempurna pada prakteknya tetap saja pilihan menjadi guru
adalah pilihan hidup yang harus mampu menjadi pribadi yang digugu dan ditiru terutama oleh peserta
didiknya.
Kemuliaan
seorang guru juga tergambar dari hadist
di bawah ini,
“Sesungguhnya
Alloh, para malaikat, isi langit dan bumi, hingga semut di dalam lubang dan
ikan dalam laut semuanya berdo’a semuanya mendo’akan kepada orang yang
mengajarkan manusia” (HR At-Turmuzi) .
Meski dalam hadis tersebut tidak disebutkan secara
sfesifik nama guru, tetapi cukup jelas dengan kalimat yang mengajarkan manusia.
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap orang yang mengajarkan dan memberi ilmu
kepada kita layak kita sebut guru. Dalam makna yang lebih luas guru juga
merupakan orang orang yang memberikan kita pengalaman dalam menghadapi dinamika
kehidupan. Sudah tentu makna kata guru
tidak melulu terpaku pada sosok yang mengajarkan siswa di kelas, berseragam
KORPRI atau seragam PNS. Karena masih
banyak guru yang tak berseragam, juga tak mengajar di gedung yang memberikan
pengalaman lebih kepada muridnya dalam memaknai kehidupan.
Sedangkan
menurut Imam Al Ghazali “ Guru merupakan Maslikhul Kabir : seperti matahari
yang menyinari bumi, bermanfaat bagi dirinya dan juga bagi orang lain. Guru
patut disebut sebagai orang yang mulia yaitu berilmu dan beramal serta
mengajarkannya”. Al Ghazali juga meyakini Guru adalah Siraj (pelita) segala
zaman, orang yang hidup semasanya akan memperoleh cahaya keilmuannya. Andaikata
dunia ini tidak ada guru niscaya manusia seperti binatang, sebab mendidik adalah upaya mengeluarkan
manusia dari sifat kebinatangan kepada sifat insaniyah dan ilahiyah.
Menurut
catatan dalam Wikipedia, id. Enseklopedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
hari guru adalah hari untuk menunjukkan penghargaan terhadap guru, dan
diperingati pada tanggal yang berbeda beda tergantung pada negaranya. Di beberapa
negara, hari guru merupakan hari libur
sekolah. Hari guru sedunia diperingati setiap tanggal 5 Oktober sejak tahun
1994. Tujuan diperingatinya hari ini adalah untuk memberikan dukungan kepada
para guru di seluruh dunia dan meyakinkan mereka bahwa keberlangsungan generasi
pada masa depan ditentukan oleh guru. Menurut UNESCO, Hari guru sedunia
mewakili sebuah kepedulian, pemahaman, dan apresiasi yang ditampilkan demi
peran vital guru, yaitu mengajarkan ilmu pengetahuan dan membangun generasi.
Di
Indonesia setiap tanggal 25 November diperingati sebagai hari guru nasional dan
diperingati juga bersama dengan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI). Hari guru nasional bukan hari libur resmi, dan dirayakan
dalam bentuk upacara peringatan di sekolah sekolah dan pemberian tanda jasa
bagi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah . Guru di Indonesia dianggap
sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Makna
Hari Guru Nasional bagi kita sebagai masyarakat Indonesia adalah agar kita
selalu kembali mengenang dan melakukan
flash back terkait sejarah adanya Hari Guru. Sebetulnya, peringatan Hari Guru
Nasional sudah tercatat diperingati setiap tanggal 25 November 2015 pada sebuah
Keputusan Presiden, No 78 Tahun 1994 silam. Akan tetapi, dengan perjuangan
panjang baru sepakat jika setiap tanggal 25 November menjadi Hari Guru
Nasional. Sejarahnya sendiri pada awalnya bukan bernama PGRI akan tetapi PGHB
atau Persatuan Guru Hindia Belanda, pada tahun 1912 . Organisasi tersebut
mempunyai sifat sekedar unitaristik yang beranggotakan guru bantu, guru desa,
kepala sekolah, juga para pemilik sekolah.
Usai
sekitar 2 dekade, PGHB pun berubah menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia),
sehingga langsung menjadi heboh dan membuat geram Pemerintah Belanda,
Pemerintah Belanda waktu itu tidak mau jika rasa patriotisme bangsa Indonesia
ada, sehingga merekapun marah dan terjadi banyak insiden memilukan. Akan
tetapi, para guru yang tegabung dalam PGI tetap semangat berjuang untuk lepas
dari bayang-bayang bangsa Belanda, dengan satu kata ‘Merdeka’.
Akan
tetapi, sangat disayangkan setelah PGI lepas dari nama Hindia Belanda, tepat
ketika masa pendudukan Jepang hampir semua organisasi pun dilarang sehingga sekolah
banyak yang ditutup sampai organisasi PGI yang tak lagi aktif bersuara. Sehingga,
usai adanya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 Organisasi yang digawangi
para guru tersebut, PGI, langsung melakukan Kongres Guru Indonesia tepatnya
pada tanggal 24 sampai 25 November 1945, bertempat di Surakarta. Sehingga,
hasil kongres mencatatkan sejarah baru, dimana pada tanggal 25 November 1945,
PGRI pun selanjutnya berdiri, sehingga sebagai rasa penghormatan dan terima
kasih pada para para guru, pemerintah pun langsung menetapkan jika hari lahir
PGRI sama sebagai Hari Guru Nasional, atau Hari Guru Nasional.
Pada
perayaan hari guru yang ke-70 tepatnya tanggal 25 November 2015 kemarin,
antusiasme masyarakat terutama para penggiat media sosial sangatlah terlihat.
Banyak sekali uacapan ucapan selamat hari guru, foto, puisi, tulisan tulisan
indah yang mengungkapkan rasa terima kasih kepada guru. Begitu juga halnya
dengan berbagai lembaga pendidikan yang mengadakan acara khusus untuk merayakan
hari guru ini, banyak juga para guru yang mendapatkan puisi dan karangan bunga
dari para muridnya. Khususnya institusi PGRI di setiap kotamadya mengadakan
upacara perayaan hari peringatan hari guru.
Terlepas
dari uporia dan semangat perayaan hari guru, bagi semua guru menjaga semangat
dan tak kenal lelah dalam mendidik generasi bangsa agar menjadi generasi robbani
dan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman serta mampu membawa Indonesia
ke arah yang lebih baik tentulah jauh
lebih penting dari pada hanya sekedar perayaan hari guru nasional semata. Jadi
sudah seharusnya kita menghormati dan memuliakan guru kita karena tugas guru
adalah melanjutkan tugas para Nabi dan Rasul.
(Sebuah
artikel oleh Gusnawati, S.Ag. M.Pd)
